Rp 5,6 Miliar Proyek Jembatan BPJN di Lampung Utara, Belum Rampung Sudah Serah Terima

0
97

Kinni.id, Lampung Utara – Dugaan korupsi terjadi di proyek pembangunan jembatan senilai Rp5,6 miliar. Menariknya proyek jembatan Gantung Sidomulyo, di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara yang dikerjakan CV Sinar Alam Perkasa ini sudah berstatus selesai dan diserahterimakan.

Disinyalir dapat perlakuan khusus dari BPJN Provinsi Lampung. Pasalnya pekerjaan diduga asal jadi dan sarat korupsi seperti mendapat restu dan didukung oleh oknum terkait.

Pekerjaan belum sepenuhnya selesai dikerjakan, namun fakta dilapangan sudah diserahterimakan sementara oleh Tim PHO dan Oknum PPK BPJN Provinsi Lampung.

Berdasarkan pengakuan pengawas lapangan sebelumnya, Dedi Eko Wibowo, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya di nomor +62 822-7925-3XXX mengatakan pekerjaan tersebut telah diserahterimakan sementara (Provisional Hand Over) pada 20 Desember 2023.

PHO merujuk pada Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaaan selesai (Provisional Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan hasil pekerjaan yang diterbitkan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

Namun dirinya tidak membantah pekerjaan tersebut belum sepenuhnya selesai. Masih ada pekerjaan tambahan yang belum selesai, dan pihak rekanan sudah meminta tambahan waktu (addendum) selama 50 hari dari selesainya masa kontrak kerja.

“Sudah PHO sekitar 20 Desember 2023. Tapi memang betul ada pekerjaan tambahan yang belum diselesaikan, dan pihak pemborong sudah meminta tambahan waktu (addendum) 50 hari, tapi ini saya enggak tahu, ada tambahan waktu lagi atau enggak. Coba nanti saya tanya dulu ke kantor,” kata Eko.

Mulai dari pekerjaan rabat beton, TPT, yang diklaim belum selesai, dirinya mengatakan bahwa pekerjaan tersebut tidak ada dalam RAB dan gambar rencana kerja.

Termasuk pekerjaan Bronjong memang tidak dianggarkan karena ada pemangkasan nilai pagu anggaran dari sekira Rp7 miliar lebih menjadi Rp5,6 miliar. Sehingga untuk menghindari kelongsoran, bakal ditancapkan bambu untuk menahan tanah.

BACA JUGA :   PLN Berhasil Pulihkan 100 Persen Listrik Terdampak Gempa di Cianjur

“Bronjong itu memang tidak ada pekerjaannya. Kalau Rabat Beton dan TPT hanya di arah Sidomulyo saja yang dikerjakan, kearah Dusun Halampam sebenarnya tidak ada, itu hanya tambahan dari pemborongnya. Lampu Tenaga Surya juga tidak ada, itu dulu pas perencanaan, karena ada pengurangan anggaran jadi tidak ada (realisasi) pekerjaan,” jelasnya.

Untuk bagian sisi jembatan rawan longsor itu nanti rencananya mau dipasang (tancap) bambu untuk nahan supaya (tanah) tidak longsor.

Hasil investigasi lapangan, sejumlah awak media saat turun lokasi menemukan sejumlah pekerjaan belum rampung meski sudah PHO. Mulai dari pengerjaan jalan rabat beton, hingga pembersihan sisa material di lokasi pekerjaan.

Tak hanya itu, penggunaan material besi dinding pembatas diduga tak sesuai spesifikasi teknis. Pada pekerjaan rabat beton, diduga dikerjakan asal jadi tanpa memperhatikan keselamatan pengendara.

Tanjakan dan turunan curam tidak dilakukan penanganan teknis sehingga membahayakan keselamatan warga yang melintas, terlebih jika musim penghujan tiba. Menurut penuturan warga yang lewat, mereka merasa was-was jika melintas saat musim hujan tiba, sebab jalan rabat beton tersebut licin dan sulit untuk dilalui.

“Kirain proyeknya belum selesai, soalnya jalan disini masih parah, apalagi dinding tebing pada longsor, itu liat sendiri mas, longsor semua, pohon-pohon besar itu akarnya sudah kelihatan menggantung. Mana jalannya licin pas hujan kemarin, kalau rem motor enggak pakem, bisa masuk jurang,” kata Ujang, pekebun yang kerap gunakan jalan itu, Jumat (19/04/2024).

Dirinya kaget, setelah mengetahui anggaran proyek jembatan tersebut nilainya mencapai miliaran rupiah berada di tengah perkebunan yang akses jalannya masih jalan setapak dan kondisinya sangat memprihatikan.

“Coba kalau pemerintah kemarin membagi duitnya untuk bangun jalan juga, jembatan gantung kayak begitu apa iya sampai habis Rp5,6 miliar bang, coba dikurangi Rp1 miliarnya, terus dikasih untuk bangun jalan, biar enggak mubazir bangun jembatan gantung itu,” terang polos.

BACA JUGA :   Sidang Paripurna Istimewa DPRD Peringati HUT ke-59 Provinsi Lampung, Gubernur Arinal Apresiasi Sinergi antar Komponen Pembangunan

Pekerjaan rabat beton diduga tidak dikerjakan oleh oknum pemborong, kini dikerjakan meski terkesan asal jadi. Setelah viral diberitakan dan perbuatan curangnya diketahui publik, pihak pemborong langsung mengerjakan pembuatan jalan rabat beton walaupun dilapangan diduga masih tersisa puluhan meter yang belum dikerjakan oleh oknum pemborong.

Pemasangan dan penggunaan delineator diduga dipasang asal-asalan, penggunaan delineator sebagai rambu lalu lintas disepanjang jalan rabat beton dipasang di dalam badan jalan dan tidak kokoh pemasangannya.

Longsor yang terjadi pada bagian talut penahanan tanah (TPT) di sekitar pondasi jembatan, hingga kini tak kunjung diperbaiki. Nampak di lokasi , timbunan TPT dan drainase mulai longsor tergerus air.

Terparah, terjadi pada pondasi jembatan gantung yang pengecorannya diduga secara manual tanpa menggunakan ready mix.

Sehingga dikhawatirkan antar coran beton tidak merekat sempurna, bahkan untuk mengakali agar tidak begitu nampak kasat mata oleh publik, oknum pemborong melapisinya menggunakan cairan semen tambahan pada dinding beton pondasi jembatan gantung dengan bentang sepanjang 60 meter. (Edo/kn)

Facebook Comments