Kinni.id, Bandarlampung – Memperingati Hari Tani Nasional, ratusan petani Kota Baru mengekspresikan kegelisahannya mengenai kondisi pertanian saat ini. Terutama terkait harga pupuk yang kian melambung dan konflik lahan yang semakin merajalela.
Ratusan petani yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Petani Lampung (ASPL) menggelar aksi di Tugu Adipura, Senin ( 25/9/2023 ).
Para petani membawa berbagai poster yang bertuliskan seperti ” Sejahterakan Petani ” dan ” Stabilkan Harga Singkong dan Jagung “. Ini mencerminkan harapan besar mereka untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Kepala Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum ( LBH ) Bandar Lampung, Prabowo Pamungkas, merenungkan eksistensi Undang – Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok Agraria ( UUPA ).
Menurut Prabowo, walaupun UUPA telah ada, nasib petani tampaknya belum mendapatkan perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik.
Persoalan utama yang selalu menjadi masalah petani saat ini yaitu konflik lahan, pupuk langka, fleksibilitas harga pertanian. Hal ini diperparah dengan pupuk yang kian melambung naik dan menjadi barang langka.
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan, pola persoalan petani di Lampung bak lingkaran setan. Petani didesain dalam kondisi tak berdaya.
” Sebelum produksi, mereka sulit mengakses lahan. Ketika tahap produksi, mereka susah memperoleh pupuk, ” ujarnya.
Sementara itu, salah satu petani, Tini mengatakan, ia telah menggarap lahan Kota Baru tersebut sudah puluhan tahun.
” Pada tahun 2010, bapak Gubernur Lampung menyerobot lahan kita terus kita dikasih tali Asih Rp 5 juta, yang dibilang lahan itu untuk lahan Kota Baru, ” ucapnya.
Selanjutnya, Tini mengatakan bahwa lahwa lahan tersebut akan dijadikan ibu kota Provinsi Lampung, namun sampai saat ini pembangunannya mangkrak.
” Lantaran belum ada pembangunan, kami diperbolehkan menggarap kembali. Namun dikenakan sewa Rp. 3 juta per hektare, ” kata Tini.
Tini berharap kepada Presiden Joko Widodo dapat membantu mengatasi masalah penyerobotan lahan ini. Pasalnya ada 10 desa yang terdampak akibat peristiwa tersebut. (Lia)