KINNI.ID, LAMPUNG – Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung, Sudin, mengajak generasi muda menyalakan kembali semangat Sumpah Pemuda dengan menjadi penjaga moral, pembela kebenaran, dan pelopor keadilan di tengah tantangan zaman.
Dalam diskusi bertema “Yang Muda, Yang Bersuara” yang digelar DPD PDI Perjuangan Lampung, Jumat (31/10/2025), Sudin menegaskan bahwa peringatan Sumpah Pemuda bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum refleksi dan panggilan untuk bertindak.
“Sumpah itu bukan sekadar kata-kata, tetapi manifesto kebangsaan yang menyalakan obor persatuan dan menuntun bangsa menuju kemerdekaan,” ujarnya di Kantor DPD PDIP Lampung.
Ia menekankan pentingnya ruang dialog lintas generasi untuk membangun bangsa. Menurut dia, PDI Perjuangan tidak hanya menjadi wadah politik, tetapi juga rumah kebangsaan tempat rakyat berbicara dan mencari solusi atas persoalan bangsa.
“Kemajuan bangsa lahir dari dialektika pikiran. Ketika gagasan bertemu dengan nurani, dan kritik disampaikan dengan niat membangun, di situlah bangsa tumbuh menjadi besar,” kata Sudin.
Ia juga menyoroti tantangan era disrupsi dan kemajuan teknologi yang berpotensi menggeser nilai-nilai kebangsaan. Generasi muda, kata dia, harus tetap berakar pada nilai Pancasila dan semangat merah putih di tengah arus globalisasi.
“Pemuda boleh menatap masa depan dengan laptop di tangan, tapi hatinya harus tetap berpijak pada tanah air,” ungkapnya.
Sudin menegaskan, bangsa besar tidak hanya dibangun oleh orang pintar, melainkan oleh mereka yang berintegritas dan berjiwa nasionalis. Ia mengapresiasi langkah pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada penguatan ketahanan pangan, pemberantasan narkoba, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Namun, menurut dia, pemerintah memerlukan dukungan dari generasi muda yang “kritis tapi konstruktif, berani tapi solutif”.
“Jangan biarkan idealismemu mati oleh kenyamanan. Bangsa ini menunggu pemuda yang berani, jujur, dan setia pada rakyat,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Sudin mengajak peserta diskusi melahirkan Manifesto Pemuda Baru yang berisi nilai kejujuran, kemandirian ekonomi, toleransi, dan cinta tanah air.
“Sumpah Pemuda 1928 adalah bab pertama revolusi bangsa. Bab berikutnya ada di tangan para pemuda hari ini. Tulislah babak baru itu dengan keberanian dan kejujuran,” pungkasnya. (Kn/*)



