Kinni.id, Bandarlampung – Para pengusaha di Provinsi Lampung menuntut kepastian ketersediaan pasokan listrik. Hal ini penting untuk mengembangkan usahanya, khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Jangan sampai kasus “Black Out” beberapa bulan lalu kembali terjadi dan menyebabkan kerugian bagi pelaku usaha di Lampung.
Demikian disampaikan perwakilan para pelaku usaha di Lampung dalam diskusi publik dengan tema “Energi dan Investasi Seimbangkah?” yang digelar PWI Lampung di Hotel Horison Bandarlampung, Kamis (5/12/2024).
Manager Umum Chandra Group Deni Wahyudi mengaku, kasus “black out” beberapa bulan lalu cukup merugikan bagi Candra terutama untuk toko-tokk kecil. Meskipun, pihaknya memiliki sejumlah genset, namun itu jadi menambah biaya operasional.
“Kalau Ki a bicara energi kita tergantung PLN. Dan kasus black out kemarin memang kita dirugikan, apalagi toko-tokk kecil. Memang kita ada genset, tapi itu tidak bisa beroperasional satu hari penuh. Makanya ke Arin banyak toko kita, ada lima cabang kami ya g tidak beroperasional gara-gara black out kemarin,” kata dia.
Belajar dari kasus tersebut, untuk itu dirinya sangat mengharapkan sekali kebutuhan listrik di Provinsi Lampung ini benar-benar terpenuhi. “Kalau byar pet dua atau tiga jam masih bisa kita tanggulangi,” kata dia.
Meskipun, kata dia, pihaknya pekeu kembali mengeluarkan biaya operasional lainya seperti cost untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) solar untuk menghidupkan genset. “Makanya untuk menekan biaya ini kami sangat mengharapkan tegangan serta ketersediaan listrik di Lampung ini baik dan mencukupi kebutuhan,” tukasnya.
Senada juga disampaikan, perwakilan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Lampung, Dwi Agus Irianto. Menurut Dwiz para pelaku usaha, khususnya pelaku usaha mikro di Lampung saat ini memang membutuhkan kepastian terkait keterseduain pasokan listrik di Lampung.
“Jangan sampai kejadian black out seperti kemarin yang sampai dua hari itu kembali terjadi. Dan ini mesti menjadi perhatian dan pertimbangan lagi bagi PLN,. Kami butuh kepastian itu,” kata dia.
Diakuinya, memang UMKM di Lampung tidak banyak untuk kebutuhan listriknya. “Namun, UMKM di Lampung ini sangat banyak sehingga pasokan listrik juga harus banyak,” kata dia.
Untuk itu, dirinya mendorong pemerintah daerah untuk bisa menarik investor dari luar untuk mengembangkan energi terbarukan di Lampung. Karena, harapannya dengan adanya energi yang terbarukan di Lampung dapat mengurangi kebutuhan yang mesti dipasok oleh pembangkit besar.
Dalam kesempatan itu, dirinya mengapresiasi Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) yang memiliki terobosan dimana mahasiswa dikenalkan dengan energi baru dan terbarukan. “Ini perlu kita apresiasi. Dan harapan kami, kami butuh kepastian soal listrik. Jangan sampai kamu udah semangat berusaha, tapi ketersediaan energi listrik kita tidak jelas,” tukasnya. (Kn/*)