Kinni.id, Lampung Selatan – Mengutip Alquran Surat Alma’un, Manajer PTPN VII Unit Rejosari-Pematangkiwah (Repa) Agus Faroni membuka seremomi sederhana santunan anak yatim, Kamis (28/4/22). Ayat 1, 2, dan 3 surat ke 107 itu menyebut, “Siapakah kaum yang mendustakan agama? Mereka adalah yang menghardik anak yatim. Dan yang tidak memberi makan (nafkah) anak yatim.”
Ayat itu, kata Agus Faroni, adalah salah satu penguat bagi PTPN VII untuk terus mengagendakan kegiatan sosial menyantuni anak yatim. Sebab, kata dia, PTPN VII yang didukung oleh PHBI, Lazis, IKBI, dan seluruh karyawan tidak ingin menjadi pendusta agama.
Acara berlangsung di Masjid Ar Ridho, Komplek Emplasemen PTPN VII Rejosari itu berlangsung hikmat. Sebanyak 120 anak yatim dari lima desa di sekitar perusahaan dihadirkan untuk menerima santunan, juga 60 kaum duafa yang akan diberi bingkisan dari perusahaan.
Agus Faroni menyampaikan apresiasinya kepada panitia yang talah menggelar dan mengumpulkan dana untuk disalurkan kepada anak-anak. Menurutnya, kegiatan filantropi seperti ini harus menjadi agenda rutin, bahkan lebih diharapkan agar setiap upaya perusahaan menjadi berkah.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja sama dengan PHBI Kandir, Lazis, IKBI, dan seluruh karyawan dalam menghimpun dana untuk kegiatan ini. Ini adalah upaya kita bersama agar hidup kita dan usaha kita mendapat keberkahan,” kara mantan Sekretaris Perusahaan ini.
Kepada para anak yatim, Agus Faroni juga meminta keikhlasannya untuk mendoakan perusahaan agar menuai kesuksesan. Ia menyatakan, jika perusahaan mengalami kemajuan dan mendapat keuntungan dan sehat, maka pasti akan berimbas positif kepada masyarakat sekitarnya.
“Mohon doakan kami para keryawan maupun perusahaan PTPN VII agar bisa meraih kesuksesan. Kami sangat komitmen, jika perusahaan sehat, masyarakat sekitarnya juga akan ikut sejahtera,” kata dia.
Sementara itu, dalam ceramah singkatnya, Ustadz Mujadi mengupas tentang kemuliaan hidup bagi orang yang suka besedekah. Mujadi mengamini sebuah hadist yang disampaikan Agus Faroni tentang kedatangan dua malaikat setiap pagi kepada para ahli sedekah.
Malaikat pertama akan berdoa; “Ya Alloh, kembalikanlah harta orang-orang yang bersedekah dengan berlipat ganda.” Sedangkan malaikat kedua berdoa; “Ya Alloh, sulitkan rezeki orang-rang yang kikir dan enggan sedekah”. Namun demikian, Mujadi juga memberi catatan kepada para pemberi sedekah.
Ia juga mengutip hadis tentang kebaikan cara sedekah, yakni sedekah yang tersembunyi. Ibarat kata, “tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui.” Tetapi, kata dia, sedekah dengan cara terang-terangan juga tidak buruk karena untuk mengajak orang lain mengikuti jejaknya.
“Sedekah itu, diam-diam lebih baik. Tetapi terang-terangan juga tetap baik. Asalkan, niat di dalam hatinya benar-benar ikhlas lillahi ta’ala. Tidak ada niat untuk menyombongkan diri atau riya’. Apalagi mengharapkan pujian dari sesama maupun dari Alloh. Biarkan Alloh saja yang memberi pahala,” kata dia.
Penceramah yang merupakan sesepuh Masjid Ar Ridho itu juga mengimbau kepada PTPN VII untuk terus menggalakkan kepedulainnya kepada warga sekitar, terutama kaum duafa. Selain akan menjadi solusi kehidupan ekonomi bagi warga, juga akan menjadi wasilah keberkahan usaha bagi PTPN VII.
“Atas nama warga, saya menyampaikan terima kasih kepada PTPN VII. Kami berharap kegiatan seperti ini yang peduli dengan sesama di lingkungan sekitar akan lebih sering diadakan. Supaya suasana kerja enak dan kondusif, serta akan menjadi berkah,” kata dia.
Dalam laporannya, Ketua Panitia acara santunan, Pitutur melaporkan terdapat 120 anak yang akan mendapat santunan. Selain itu, ada 60 bingkisan akan diberikan kepada kaum duafa. Mereka berasal dari lima desa, antara lain Desa Rejosari, Halanganratu, Tanjungrejo, Sidoharjo, Kertosari.
“Terima kasih kepada PHBI Kandir, Lazis, IKBI, dan seluruh karyawan yang leha mendonasikan sebagian rezekinya berbagi kepada anak-anak yatim. Semoga Alloh SWT melipatgandakan pahala dan mendapat keberkahan hidup,” kata dia. (KN/*)